Kisah Nabiyullah Yunus mengandung keajaiban dan keunikan. Dia dibuang ke laut dan dimakan ikan. Di sanalah dia berdoa kepada Allah untuk memohon pertolongan-Nya. Maka Dia menyelamatkan dan menjaganya dari kebinasaan. Dia memerintahkan ikan agar memuntahkannya di tepi pantai. Hadis ini mengandung tambahan keterangan dari apa yang disebutkan oleh Al-Qur'an tentang kisahnya. Ia menjelaskan sebab-sebab mengapa Yunus marah, lalu naik perahu menjauh dari keluarga dan negerinya.
NASH HADIS
Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, "Sesungguhnya Yunus menjanjikan adzab kepada kaumnya. Dia memberitakan bahwa ia akan datang kepada mereka dalam tiga hari. Mereka ketakutan, hingga ibu berpisah dengan anaknya. Kemudian mereka keluar dan kembali kepada Allah untuk memohon ampun dari-Nya. Maka Allah menahan adzab dari mereka. Sementara itu Yunus menantikan turunnya adzab dan dia tidak melihat apa pun. Barangsiapa berdusta dan tidak memiliki bukti maka dia dibunuh. Maka Yunus pergi dalam keadaan marah, hingga dia bertemu dengan suatu kaum di atas perahu. Yunus ikut bersama mereka dan mereka mengenalnya. Ketika Yunus naik perahu, perahu itu tiba-tiba terhenti padahal perahu-perahu lainnya berjalan hilir-mudik ke kanan dan ke kiri. Yunus berkata, 'Ada apa dengan perahu kalian?’ Mereka menjawab, ’Entahlah.’ Yunus berkata, ’Akan tetapi, aku tahu. Di atas perahu ini terdapat seorang hamba yang kabur dari Tuhannya. Perahu ini, demi Allah, tidak akan berjalan hingga kalian membuang orang itu.’ Mereka menjawab, ’Kalau kamu, wahai Nabiyullah, maka kami tidak akan melemparkanmu.’ Yunus berkata, ’Buatlah undian. Siapa yang keluar namanya, maka dia harus terjun ke laut.’ Lalu mereka membuat undian. Yunus mengundi mereka tiga kali dan yang keluar selalu namanya. Yunus pun terjun ke laut dan langsung seekor ikan besar telah menantinya. Begitu Yunus terjun, ikan itu langsung menelannya. Ikan itu turun ke dasar laut. Yunus mendengar tasbih batu-batu kecil. "Maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, 'Bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim." (QS. Al-Anbiya: 87). Ibnu Mas'ud berkata, "Kegelapan di dalam perut ikan besar, kegelapan laut dan kegelapan malam."
Dia berkata, "Kalau sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, niscaya dia benar-benar dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela." (QS. Al-Qalam: 49)
Dia berkata, "Yunus seperti anak burung yang telanjang dan tidak berbulu, dan Allah menumbuhkan untuknya sebuah pohon dari jenis labu. Yunus makan dari pohon itu dan berteduh di bawahnya. Pohon itu mengering dan Yunus menangisinya, maka Allah mewahyukan kepadanya, 'Apakah kamu menangisi sebuah pohon yang mengering dan tidak menangisi seratus ribu orang atau lebih di mana kamu hendak mencelakakan mereka?"
Maka Yunus keluar. Dia bertemu dengan seorang penggembala kambing. Yunus bertanya kepadanya, "Anak muda, darimana kamu?" Dia menjawab, "Dari kaum Yunus." Yunus berkata, "Jika engkau pulang, maka sampaikan salam kepada mereka. Katakan kepada mereka kalau kamu telah bertemu Yunus."
Anak muda itu berkata, "Jika kamu memang benar Yunus, maka tentu kamu tahu bahwa barangsiapa yang berbohong dan dia tidak mempunyai bukti, dia akan dibunuh. Lalu siapa yang bersaksi untukku?" Yunus menjawab, "Saksimu adalah pohon ini dan lembah ini." Anak muda itu berkata, "Perintahkan keduanya." Maka Yunus berkata kepada pohon dan lembah itu, "Jika anak muda ini datang kepada kalian berdua, maka bersaksilah untuknya." Keduanya menjawab, "Ya."
Anak muda itu pulang kepada kaumnya. Dia memiliki saudara-saudara yang melindunginya. Dia menghadap raja dan berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku telah bertemu Yunus, dia menyampaikan salam kepada kalian." Maka raja memerintahkan agar anak muda ini dibunuh. Dikatakan kepada raja, "Dia punya bukti." Raja pun mengutus seseorang pergi bersama anak muda itu. Mereka tiba di pohon dan lembah. Anak muda itu berkata kepada keduanya, "Aku bertanya kepada kalian berdua dengan nama Allah, apakah Yunus menjadikan kalian berdua sebagai saksi?" Keduanya menjawab, "Ya." Maka kaumnya pulang dalam keadaan ketakutan. Mereka berkata, "Pohon dan bumi bersaksi untukmu." Mereka mendatangi raja dan menceritakan apa yang mereka lihat. Raja menuntun tangan anak muda itu dan mendudukkannya di singgasananya seraya berkata, "Kamu lebih berhak terhadap kursi ini daripada aku." Maka anak muda itu memimpin mereka selama empat puluh tahun.
TAKHRIJ HADIS
Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf, 11/541, no. 1195, Kitab Fadhail Yunus. Suyuthi dalam Ad-Durrul Mantsur menisbatkannya kepada Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf, Ahmad dalam Az-Zuhd, Abd bin Humaid, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Mas'ud. Dan Hafizh Ibnu Hajar menukil sepenggal darinya dan dia menyatakan bahwa riwayat Ibnu Abi Hatim adalah shahih. Fathul Bari (6/452). Hadis ini dIshahihkan oleh Syaikh Ibrahim Al-Ali dalam Al-Ahadis As-Shahihah min Akhbaril Anbiya, hlm. 122, no. 177.
PENJELASAN HADIS
Yunus bin Matta adalah seorang Nabi dan Rasul. Allah mewahyukan kepadanya seperti Allah mewahyukan kepada Rasul-Rasul yang lain, "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul." (QS. Ash-Shaffat:139). "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-Nabi sesudahnya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS.An-Nisa: 163). Dia termasuk orang-orang shalih yang terpilih. Allah melebihkan mereka dari manusia-manusia yang lain. "Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masingnya kami lebihkan derajatnya di atas umat (dimasanya)." (QS. Al-An'am: 86)
Allah telah memberitakan bahwa Yunus meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, "Dan ingatlah Dzun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah." (QS. Al-Anbiya: 87). Dan bahwa dia kabur dengan perahu yang sarat muatan (penuh beban), "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 139-140)
Rasulullah memberitakan alasan kaburnya Yunus dan bagaimana dia bisa marah. Hal itu karena dia menjanjikan adzab kepada kaumnya setelah sekian lama mereka mendustakan Rasul mereka. Yunus menyatakan bahwa adzab akan turun menimpa mereka setelah tiga hari. Ketika mereka telah yakin bahwa adzab pasti turun, mereka bertaubat dan kembali kepada Allah. Mereka menyesali sikap mereka yang mendustakan Rasul mereka. Dan keadaan mereka, sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah di dalam hadis ini, mereka memisahkan anak hewan dari induknya dan anak manusia dari ibunya. Kemudian mereka keluar dan berdoa kepada Allah. Suara mereka bercampur-baur. Mereka berdoa dan ber-tawassul dengan-Nya. Ibu-ibu dan induk-induk hewan berteriak sebagaimana anak-anak berteriak mencari ibu-ibu mereka. Maka Allah menahan
adzab-Nya dari mereka.
Ibnu Katsir berkata, "Ibnu Mas'ud, Mujahid, Said bin Jubair dan banyak ulama dari kalangan Salaf dan Khalaf berkata, ’Ketika Yunus keluar dari kota mereka, dan mereka yakin adzab akan turun kepada mereka, Allah memberi mereka taufik untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya, dan mereka menyesal atas sikap mereka selama ini kepada Nabi mereka. Maka mereka memakai pakaian ibadah dan memisahkan semua ternak dengan anaknya, kemudian mereka berdoa kepada Allah. Mereka mengangkat suara, merendahkan dan menundukkan diri mereka kepada-Nya. Kaum laki-laki, para wanita, anak- anak, laki-laki dan perempuan, serta para ibu, semuanya menangis. Binatang ternak, binatang melata, semuanya bersuara, unta dan anaknya berteriak, sapi dan anaknya melenguh, kambing dan anaknya mengembik. Saat-saat yang mencekam. Lalu Allah dengan daya dan kekuatan-Nya, dengan rahmat dan kasih sayang-Nya menahan adzab yang hampir menimpa mereka dengan sebab, dan ia telah berputar di atas kepala mereka seperti sepotong malam yang kelam." Oleh karena itu Allah berfirman, "Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu."(QS. Yunus: 98)
Allah telah memberitakan kepada kita bahwa iman kaum Yunus berguna bagi mereka setelah adzab hampir turun menimpa mereka, dan Allah pun menariknya padahal ia telah menaungi mereka. Tiga hari yang dijanjikan oleh Yunus kepada kaumnya telah berlalu. Yunus datang untuk melihat terwujudnya janji Allah atas mereka. Mungkin saat itu Yunus menyendiri, tidak bersama kaumnya, maka dia tidak mengetahui taubat dan insafnya mereka. Ketika Yunus menengok mereka, dia mendapati mereka dalam keadaan selamat. Hal ini membuatnya marah. Dan bagi mereka, balasan untuk orang berdusta adalah dibunuh. Maka Yunus kabur karena takut dibunuh.
Yunus terus berjalan hingga mencapai pantai. Dari pengamatan terhadap nash hadis menunjukkan bahwa perginya Yunus ini tanpa izin dari Allah Taala. Oleh karena itu, Allah Tabaraka wa Taala menyatakan bahwa Yunus adalah orang yang abiq [pergi tanpa permisi; pent]. Abiq adalah hamba sahaya yang melarikan diri dari majikannya. "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 139-140)
Semestinya Yunus harus rela dengan keputusan Allah dan berserah diri kepada perintah-Nya. Bukan hak seorang hamba untuk marah kepada perbuatan Tuhannya. Yunus juga semestinya tidak pergi tanpa izin-Nya. Oleh karena itu, Allah melarang Rasul-Nya agar tidak seperti orang yang ditelan ikan besar, yaitu Yunus ‘Alayhi Salam. "Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada di dalam perut ikan besar." (QS. Al-Qalam: 48)
Ketika Yunus tiba di pantai, dia mendapati suatu kaum berada di sebuah perahu. Mereka mengenalnya dan membawanya bersama mereka atas dasar permintaannya. Ketika perahu sampai di tengah lautan, ia tiba-tiba terhenti dan tidak bergerak. Ini benar-benar aneh. Perahu-perahu lain di kanan dan kirinya berjalan hilir-mudik, sementara ia sendiri berhenti di atas air dan tidak bergerak. Yunus mengetahui bahwa berhentinya perahu adalah disebabkan oleh dirinya. Dia menyampaikan kepada penghuni perahu tentang sebab berhentinya, karena adanya seorang hamba yang lari dari Tuhannya di perahu mereka, yakni dirinya sendiri. "Ketika dia berlari kepada perahu yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 140). Perahu itu tidak berjalan sementara hamba itu berada di atasnya. Dia harus dibuang ke laut agar perahu bisa berjalan seperti perahu-perahu lainnya. Mereka menolak karena mereka mengetahui bahwa Yunus adalah Nabi Allah yang mempunyai kemuliaan di sisi-Nya.
Yunus berkata kepada mereka, "Lakukanlah undian. Siapa yang mendapatkan undian, maka dialah yang dilempar ke laut." Mereka mengundi. Yunus memperoleh undian, hingga diulang kedua dan ketiga kalinya. Selalu Yunus, dan undian inilah yang dimaksud oleh firman Allah, "Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian." (QS. Ash-Shaffat: 141)
Ketika Yunus mengetahui itu, dia menceburkan dirinya ke laut. Begitu dia sampai di laut, dia langsung disambut oleh ikan besar. Bisa jadi para penumpang perahu itu melihat ikan besar tersebut melahap Yunus, maka mereka yakin kalau Yunus telah mati. Tidak ada seorang pun yang ditelan ikan besar bisa selamat sebelum Yunus, "Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah. Maka dia ditelan ikan besar dalam keadaan tercela." (QS. Ash-Shaffat: 141-142)
Firman-Nya, "Dalam keadaan tercela," yakni melakukan sesuatu yang mengundang celaan. Dia meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, hanya karena adzabnya tidak turun tanpa izin dari Allah.
Allah memerintahkan ikan agar tidak mencelakai hamba shalih Yunus. Maka ikan besar itu membawanya ke dasar lautan. Yunus dikelilingi oleh beberapa kegelapan:kegelapan dasar laut, kegelapan perut ikan besar, dan kegelapan malam. "Lalu dia menyeru dalam kegelapan-kegelapan." (QS. Al-Anbiya: 87)
Di dalam perut ikan itu Yunus mendengar tasbih kerikil dan hewan-hewan laut di dasar laut. Dia pun memanggil Tuhannya dengan bertasbih kepada-Nya, mengakui kesalahannya, dan menyesali apa yang dilakukannya. "Maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim." (QS. Al-Anbiya: 87)
Allah mendengar panggilannya. "Dzat yang mengetahui rahasia dan bisikan, yang mengangkat kesulitan dan kesusahan, Maha Mendengar suara walaupun ia lemah, Mengetahui yang rahasia walaupun ia tersembunyi, yang menjawab doa-doa walau ia doa yang besar. "Maka Kami menjawab doanya dan menyelamatkannya dari kesulitan." (QS. Al-Anbiya: 88)
Kalau bukan karena tasbihnya dan taubatnya kepada Allah, niscaya dia akan binasa di perut ikan dan diam di dalamnya sampai hari Kebangkitan. "Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari Kebangkitan." (QS. Ash-Shaffat: 143-144)
Setelah Yunus berdoa, Allah meminta agar ikan memuntahkannya di pantai. Maka ikan itu melakukan apa yang diminta oleh Allah kepadanya. Yunus dimuntahkan dalam keadaan sakit, kulitnya mengelupas dan tanpa kekuatan. "Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedangkan dia dalam keadaan sakit." (QS. Ash-Shaffat: 145)
Rasulullah menjelaskan keadaan Yunus. Kulitnya mengelupas karena berenang di dalam cairan perut ikan, dan ketika ikan itu melemparkannya ke pantai, dia seperti anak burung yang dicabuti bulunya dan tidak tersisa sedikit pun.
Di tempat Yunus terdampar, Allah menumbuhkan pohon sejenis labu. "Dan Kami tumbuhkan untuknya sebatang pohon dari jenis labu." (QS. Ash-Shaffat: 146)
Pohon sejenis labu (Yaqthin). Orang-orang yang mengetahui pengobatan menyebutkan bahwa Yaqthin ini adalah makanan yang baik bagi tubuh, cocok dengan kondisi perut, dan sesuai dengan pencernaan. Airnya bisa menghilangkan dahaga dan menghilangkan nyeri. Ilmu kedokteran modern menyatakan bahwa pohon ini mudah dicerna, menenangkan, melunakkan, melembabkan, menghaluskan, melancarkan air kencing dan membersihkan hati, juga bisa digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit.
Rasulullah telah memberitakan kepada kita bahwa Yunus bernaung di bawah pohon itu dan makan darinya. Pohon itu mengering setelah beberapa waktu. Maka Nabiyullah Yunus menangisinya, lalu Allah mewahyukan kepadanya untuk memperingatkannya, "Apakah kamu menangisi sebuah pohon yang mengering sementara kamu tidak menangisi seratus ribu orang atau lebih di mana kamu hampir mencelakai mereka?"
Ketika Yunus sehat, dia mulai bisa berjalan dan bergerak. Dia berjalan meninggalkan daerah itu. Dia bertemu dengan seorang anak muda penggembala kambing. Yunus bertanya dari kaum mana anak muda itu berasal. Pemuda itu menjawab, "Dari kaum Yunus." Maka Yunus memintanya agar menyampaikan salam kepada kaumnya dan memberitahu mereka bahwa dia telah bertemu Yunus.
Anak muda ini cerdik. Dia mengerti kebiasaan yang berlaku di dalam kaum Yunus terhadap pendusta. Dia berkata kepada Yunus, "Jika kamu benar Yunus, maka kamu mengetahui bahwa barangsiapa berdusta dan tidak mempunyai bukti, maka dia dibunuh. Lalu siapa yang bersaksi untukku?" Yunus menjawab, "Pohon ini dan dataran ini bersaksi untukmu."
Anak muda itu berkata, "Perintahkan kepada keduanya." (Yakni agar bersaksi untuknya). Yunus berkata kepada keduanya, "Jika anak muda ini mendatangi kalian berdua, maka bersaksilah untuknya." Keduanya menjawab, "Ya." Semua itu dengan kodrat Allah.
Anak muda itu pun pulang kepada kaumnya. Dia mempunyai saudara-saudara yang memiliki kedudukan dan kehormatan di kaumnya, sehingga dia bisa berlindung kepada mereka dari orang-orang yang hendak menyakitinya. Anak muda itu datang kepada raja untuk menyampaikan kalau dirinya telah bertemu dengan Yunus, dan Yunus menitipkan salam kepadanya dan kepada kaumnya. Sepertinya raja dan kaumnya telah yakin kalau Yunus telah binasa, lebih-lebih para penumpang perahu yang pasti telah bercerita tentang Yunus yang mencebur ke laut dan ditelan ikan besar. Maka ucapan anak muda itu tentang Yunus dianggap dusta. Oleh karenanya raja memerintahkan agar anak muda itu dibunuh.
Anak muda itu menyatakan dirinya mempunyai bukti kebenaran. Maka raja mengirim beberapa orang untuk mengiringinya. Ketika mereka tiba di pohon dan di daratan yang diperintahkan oleh Yunus agar bersaksi untuk anak muda itu, Ia berkata kepada keduanya, "Aku bertanya kepada kalian berdua dengan nama Allah, apakah Yunus memerintahkan kalian berdua untuk menjadi saksi bagiku?" Keduanya menjawab, "Ya."
Mereka pulang dalam ketakutan. Mereka menyampaikan apa yang mereka dengar kepada raja. Raja langsung turun dari singgasananya, menuntun anak muda itu dan mendudukkannya di singgasananya seraya berkata, "Kamu lebih berhak dengan tempat ini daripada aku."
Rasulullah telah menyampaikan bahwa anak muda ini memimpin selama empat puluh tahun. Dia menegakkan urusan mereka dan memperbaiki perkara mereka.
Dan nampaknya perintah Yunus kepada anak muda itu, agar menyampaikan salamnya kepada kaumnya dan memberitakan bahwa dirinya masih hidup dengan kesaksian daratan dan pohon itu, adalah untuk menunjukkan kepada kaumnya bahwa dia tidak berdusta kepada mereka. Semua itu terjadi dengan perintah Allah. Kesaksian daratan dan pohon itu bagi anak muda tersebut merupakan kesaksian bagi Yunus bahwa dia adalah Nabi. Dan Nabi adalah orang yang jujur, bukan pendusta.
Dan dalil-dalil yang ada di tangan kita menunjukkan bahwa Yunus pulang kepada kaumnya setelah mereka beriman. Ini berdasarkan firman Allah, "Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih." (QS. Ash-Shaffat: 147). Mereka adalah kaum Yunus, sebagaimana disebutkan dalam hadis ini tentang celaan Allah kepada Yunus yang tidak bersedih karena lebih dari seratus ribu kaumnya yang binasa.
PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, "Sesungguhnya Yunus menjanjikan adzab kepada kaumnya. Dia memberitakan bahwa ia akan datang kepada mereka dalam tiga hari. Mereka ketakutan, hingga ibu berpisah dengan anaknya. Kemudian mereka keluar dan kembali kepada Allah untuk memohon ampun dari-Nya. Maka Allah menahan adzab dari mereka. Sementara itu Yunus menantikan turunnya adzab dan dia tidak melihat apa pun. Barangsiapa berdusta dan tidak memiliki bukti maka dia dibunuh. Maka Yunus pergi dalam keadaan marah, hingga dia bertemu dengan suatu kaum di atas perahu. Yunus ikut bersama mereka dan mereka mengenalnya. Ketika Yunus naik perahu, perahu itu tiba-tiba terhenti padahal perahu-perahu lainnya berjalan hilir-mudik ke kanan dan ke kiri. Yunus berkata, 'Ada apa dengan perahu kalian?’ Mereka menjawab, ’Entahlah.’ Yunus berkata, ’Akan tetapi, aku tahu. Di atas perahu ini terdapat seorang hamba yang kabur dari Tuhannya. Perahu ini, demi Allah, tidak akan berjalan hingga kalian membuang orang itu.’ Mereka menjawab, ’Kalau kamu, wahai Nabiyullah, maka kami tidak akan melemparkanmu.’ Yunus berkata, ’Buatlah undian. Siapa yang keluar namanya, maka dia harus terjun ke laut.’ Lalu mereka membuat undian. Yunus mengundi mereka tiga kali dan yang keluar selalu namanya. Yunus pun terjun ke laut dan langsung seekor ikan besar telah menantinya. Begitu Yunus terjun, ikan itu langsung menelannya. Ikan itu turun ke dasar laut. Yunus mendengar tasbih batu-batu kecil. "Maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, 'Bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim." (QS. Al-Anbiya: 87). Ibnu Mas'ud berkata, "Kegelapan di dalam perut ikan besar, kegelapan laut dan kegelapan malam."
Dia berkata, "Kalau sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, niscaya dia benar-benar dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela." (QS. Al-Qalam: 49)
Dia berkata, "Yunus seperti anak burung yang telanjang dan tidak berbulu, dan Allah menumbuhkan untuknya sebuah pohon dari jenis labu. Yunus makan dari pohon itu dan berteduh di bawahnya. Pohon itu mengering dan Yunus menangisinya, maka Allah mewahyukan kepadanya, 'Apakah kamu menangisi sebuah pohon yang mengering dan tidak menangisi seratus ribu orang atau lebih di mana kamu hendak mencelakakan mereka?"
Maka Yunus keluar. Dia bertemu dengan seorang penggembala kambing. Yunus bertanya kepadanya, "Anak muda, darimana kamu?" Dia menjawab, "Dari kaum Yunus." Yunus berkata, "Jika engkau pulang, maka sampaikan salam kepada mereka. Katakan kepada mereka kalau kamu telah bertemu Yunus."
Anak muda itu berkata, "Jika kamu memang benar Yunus, maka tentu kamu tahu bahwa barangsiapa yang berbohong dan dia tidak mempunyai bukti, dia akan dibunuh. Lalu siapa yang bersaksi untukku?" Yunus menjawab, "Saksimu adalah pohon ini dan lembah ini." Anak muda itu berkata, "Perintahkan keduanya." Maka Yunus berkata kepada pohon dan lembah itu, "Jika anak muda ini datang kepada kalian berdua, maka bersaksilah untuknya." Keduanya menjawab, "Ya."
Anak muda itu pulang kepada kaumnya. Dia memiliki saudara-saudara yang melindunginya. Dia menghadap raja dan berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku telah bertemu Yunus, dia menyampaikan salam kepada kalian." Maka raja memerintahkan agar anak muda ini dibunuh. Dikatakan kepada raja, "Dia punya bukti." Raja pun mengutus seseorang pergi bersama anak muda itu. Mereka tiba di pohon dan lembah. Anak muda itu berkata kepada keduanya, "Aku bertanya kepada kalian berdua dengan nama Allah, apakah Yunus menjadikan kalian berdua sebagai saksi?" Keduanya menjawab, "Ya." Maka kaumnya pulang dalam keadaan ketakutan. Mereka berkata, "Pohon dan bumi bersaksi untukmu." Mereka mendatangi raja dan menceritakan apa yang mereka lihat. Raja menuntun tangan anak muda itu dan mendudukkannya di singgasananya seraya berkata, "Kamu lebih berhak terhadap kursi ini daripada aku." Maka anak muda itu memimpin mereka selama empat puluh tahun.
TAKHRIJ HADIS
Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf, 11/541, no. 1195, Kitab Fadhail Yunus. Suyuthi dalam Ad-Durrul Mantsur menisbatkannya kepada Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf, Ahmad dalam Az-Zuhd, Abd bin Humaid, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Mas'ud. Dan Hafizh Ibnu Hajar menukil sepenggal darinya dan dia menyatakan bahwa riwayat Ibnu Abi Hatim adalah shahih. Fathul Bari (6/452). Hadis ini dIshahihkan oleh Syaikh Ibrahim Al-Ali dalam Al-Ahadis As-Shahihah min Akhbaril Anbiya, hlm. 122, no. 177.
PENJELASAN HADIS
Yunus bin Matta adalah seorang Nabi dan Rasul. Allah mewahyukan kepadanya seperti Allah mewahyukan kepada Rasul-Rasul yang lain, "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul." (QS. Ash-Shaffat:139). "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-Nabi sesudahnya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS.An-Nisa: 163). Dia termasuk orang-orang shalih yang terpilih. Allah melebihkan mereka dari manusia-manusia yang lain. "Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masingnya kami lebihkan derajatnya di atas umat (dimasanya)." (QS. Al-An'am: 86)
Allah telah memberitakan bahwa Yunus meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, "Dan ingatlah Dzun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah." (QS. Al-Anbiya: 87). Dan bahwa dia kabur dengan perahu yang sarat muatan (penuh beban), "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 139-140)
Rasulullah memberitakan alasan kaburnya Yunus dan bagaimana dia bisa marah. Hal itu karena dia menjanjikan adzab kepada kaumnya setelah sekian lama mereka mendustakan Rasul mereka. Yunus menyatakan bahwa adzab akan turun menimpa mereka setelah tiga hari. Ketika mereka telah yakin bahwa adzab pasti turun, mereka bertaubat dan kembali kepada Allah. Mereka menyesali sikap mereka yang mendustakan Rasul mereka. Dan keadaan mereka, sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah di dalam hadis ini, mereka memisahkan anak hewan dari induknya dan anak manusia dari ibunya. Kemudian mereka keluar dan berdoa kepada Allah. Suara mereka bercampur-baur. Mereka berdoa dan ber-tawassul dengan-Nya. Ibu-ibu dan induk-induk hewan berteriak sebagaimana anak-anak berteriak mencari ibu-ibu mereka. Maka Allah menahan
adzab-Nya dari mereka.
Ibnu Katsir berkata, "Ibnu Mas'ud, Mujahid, Said bin Jubair dan banyak ulama dari kalangan Salaf dan Khalaf berkata, ’Ketika Yunus keluar dari kota mereka, dan mereka yakin adzab akan turun kepada mereka, Allah memberi mereka taufik untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya, dan mereka menyesal atas sikap mereka selama ini kepada Nabi mereka. Maka mereka memakai pakaian ibadah dan memisahkan semua ternak dengan anaknya, kemudian mereka berdoa kepada Allah. Mereka mengangkat suara, merendahkan dan menundukkan diri mereka kepada-Nya. Kaum laki-laki, para wanita, anak- anak, laki-laki dan perempuan, serta para ibu, semuanya menangis. Binatang ternak, binatang melata, semuanya bersuara, unta dan anaknya berteriak, sapi dan anaknya melenguh, kambing dan anaknya mengembik. Saat-saat yang mencekam. Lalu Allah dengan daya dan kekuatan-Nya, dengan rahmat dan kasih sayang-Nya menahan adzab yang hampir menimpa mereka dengan sebab, dan ia telah berputar di atas kepala mereka seperti sepotong malam yang kelam." Oleh karena itu Allah berfirman, "Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu."(QS. Yunus: 98)
Allah telah memberitakan kepada kita bahwa iman kaum Yunus berguna bagi mereka setelah adzab hampir turun menimpa mereka, dan Allah pun menariknya padahal ia telah menaungi mereka. Tiga hari yang dijanjikan oleh Yunus kepada kaumnya telah berlalu. Yunus datang untuk melihat terwujudnya janji Allah atas mereka. Mungkin saat itu Yunus menyendiri, tidak bersama kaumnya, maka dia tidak mengetahui taubat dan insafnya mereka. Ketika Yunus menengok mereka, dia mendapati mereka dalam keadaan selamat. Hal ini membuatnya marah. Dan bagi mereka, balasan untuk orang berdusta adalah dibunuh. Maka Yunus kabur karena takut dibunuh.
Yunus terus berjalan hingga mencapai pantai. Dari pengamatan terhadap nash hadis menunjukkan bahwa perginya Yunus ini tanpa izin dari Allah Taala. Oleh karena itu, Allah Tabaraka wa Taala menyatakan bahwa Yunus adalah orang yang abiq [pergi tanpa permisi; pent]. Abiq adalah hamba sahaya yang melarikan diri dari majikannya. "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 139-140)
Semestinya Yunus harus rela dengan keputusan Allah dan berserah diri kepada perintah-Nya. Bukan hak seorang hamba untuk marah kepada perbuatan Tuhannya. Yunus juga semestinya tidak pergi tanpa izin-Nya. Oleh karena itu, Allah melarang Rasul-Nya agar tidak seperti orang yang ditelan ikan besar, yaitu Yunus ‘Alayhi Salam. "Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada di dalam perut ikan besar." (QS. Al-Qalam: 48)
Ketika Yunus tiba di pantai, dia mendapati suatu kaum berada di sebuah perahu. Mereka mengenalnya dan membawanya bersama mereka atas dasar permintaannya. Ketika perahu sampai di tengah lautan, ia tiba-tiba terhenti dan tidak bergerak. Ini benar-benar aneh. Perahu-perahu lain di kanan dan kirinya berjalan hilir-mudik, sementara ia sendiri berhenti di atas air dan tidak bergerak. Yunus mengetahui bahwa berhentinya perahu adalah disebabkan oleh dirinya. Dia menyampaikan kepada penghuni perahu tentang sebab berhentinya, karena adanya seorang hamba yang lari dari Tuhannya di perahu mereka, yakni dirinya sendiri. "Ketika dia berlari kepada perahu yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 140). Perahu itu tidak berjalan sementara hamba itu berada di atasnya. Dia harus dibuang ke laut agar perahu bisa berjalan seperti perahu-perahu lainnya. Mereka menolak karena mereka mengetahui bahwa Yunus adalah Nabi Allah yang mempunyai kemuliaan di sisi-Nya.
Yunus berkata kepada mereka, "Lakukanlah undian. Siapa yang mendapatkan undian, maka dialah yang dilempar ke laut." Mereka mengundi. Yunus memperoleh undian, hingga diulang kedua dan ketiga kalinya. Selalu Yunus, dan undian inilah yang dimaksud oleh firman Allah, "Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian." (QS. Ash-Shaffat: 141)
Ketika Yunus mengetahui itu, dia menceburkan dirinya ke laut. Begitu dia sampai di laut, dia langsung disambut oleh ikan besar. Bisa jadi para penumpang perahu itu melihat ikan besar tersebut melahap Yunus, maka mereka yakin kalau Yunus telah mati. Tidak ada seorang pun yang ditelan ikan besar bisa selamat sebelum Yunus, "Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah. Maka dia ditelan ikan besar dalam keadaan tercela." (QS. Ash-Shaffat: 141-142)
Firman-Nya, "Dalam keadaan tercela," yakni melakukan sesuatu yang mengundang celaan. Dia meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, hanya karena adzabnya tidak turun tanpa izin dari Allah.
Allah memerintahkan ikan agar tidak mencelakai hamba shalih Yunus. Maka ikan besar itu membawanya ke dasar lautan. Yunus dikelilingi oleh beberapa kegelapan:kegelapan dasar laut, kegelapan perut ikan besar, dan kegelapan malam. "Lalu dia menyeru dalam kegelapan-kegelapan." (QS. Al-Anbiya: 87)
Di dalam perut ikan itu Yunus mendengar tasbih kerikil dan hewan-hewan laut di dasar laut. Dia pun memanggil Tuhannya dengan bertasbih kepada-Nya, mengakui kesalahannya, dan menyesali apa yang dilakukannya. "Maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim." (QS. Al-Anbiya: 87)
Allah mendengar panggilannya. "Dzat yang mengetahui rahasia dan bisikan, yang mengangkat kesulitan dan kesusahan, Maha Mendengar suara walaupun ia lemah, Mengetahui yang rahasia walaupun ia tersembunyi, yang menjawab doa-doa walau ia doa yang besar. "Maka Kami menjawab doanya dan menyelamatkannya dari kesulitan." (QS. Al-Anbiya: 88)
Kalau bukan karena tasbihnya dan taubatnya kepada Allah, niscaya dia akan binasa di perut ikan dan diam di dalamnya sampai hari Kebangkitan. "Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari Kebangkitan." (QS. Ash-Shaffat: 143-144)
Setelah Yunus berdoa, Allah meminta agar ikan memuntahkannya di pantai. Maka ikan itu melakukan apa yang diminta oleh Allah kepadanya. Yunus dimuntahkan dalam keadaan sakit, kulitnya mengelupas dan tanpa kekuatan. "Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedangkan dia dalam keadaan sakit." (QS. Ash-Shaffat: 145)
Rasulullah menjelaskan keadaan Yunus. Kulitnya mengelupas karena berenang di dalam cairan perut ikan, dan ketika ikan itu melemparkannya ke pantai, dia seperti anak burung yang dicabuti bulunya dan tidak tersisa sedikit pun.
Di tempat Yunus terdampar, Allah menumbuhkan pohon sejenis labu. "Dan Kami tumbuhkan untuknya sebatang pohon dari jenis labu." (QS. Ash-Shaffat: 146)
Pohon sejenis labu (Yaqthin). Orang-orang yang mengetahui pengobatan menyebutkan bahwa Yaqthin ini adalah makanan yang baik bagi tubuh, cocok dengan kondisi perut, dan sesuai dengan pencernaan. Airnya bisa menghilangkan dahaga dan menghilangkan nyeri. Ilmu kedokteran modern menyatakan bahwa pohon ini mudah dicerna, menenangkan, melunakkan, melembabkan, menghaluskan, melancarkan air kencing dan membersihkan hati, juga bisa digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit.
Rasulullah telah memberitakan kepada kita bahwa Yunus bernaung di bawah pohon itu dan makan darinya. Pohon itu mengering setelah beberapa waktu. Maka Nabiyullah Yunus menangisinya, lalu Allah mewahyukan kepadanya untuk memperingatkannya, "Apakah kamu menangisi sebuah pohon yang mengering sementara kamu tidak menangisi seratus ribu orang atau lebih di mana kamu hampir mencelakai mereka?"
Ketika Yunus sehat, dia mulai bisa berjalan dan bergerak. Dia berjalan meninggalkan daerah itu. Dia bertemu dengan seorang anak muda penggembala kambing. Yunus bertanya dari kaum mana anak muda itu berasal. Pemuda itu menjawab, "Dari kaum Yunus." Maka Yunus memintanya agar menyampaikan salam kepada kaumnya dan memberitahu mereka bahwa dia telah bertemu Yunus.
Anak muda ini cerdik. Dia mengerti kebiasaan yang berlaku di dalam kaum Yunus terhadap pendusta. Dia berkata kepada Yunus, "Jika kamu benar Yunus, maka kamu mengetahui bahwa barangsiapa berdusta dan tidak mempunyai bukti, maka dia dibunuh. Lalu siapa yang bersaksi untukku?" Yunus menjawab, "Pohon ini dan dataran ini bersaksi untukmu."
Anak muda itu berkata, "Perintahkan kepada keduanya." (Yakni agar bersaksi untuknya). Yunus berkata kepada keduanya, "Jika anak muda ini mendatangi kalian berdua, maka bersaksilah untuknya." Keduanya menjawab, "Ya." Semua itu dengan kodrat Allah.
Anak muda itu pun pulang kepada kaumnya. Dia mempunyai saudara-saudara yang memiliki kedudukan dan kehormatan di kaumnya, sehingga dia bisa berlindung kepada mereka dari orang-orang yang hendak menyakitinya. Anak muda itu datang kepada raja untuk menyampaikan kalau dirinya telah bertemu dengan Yunus, dan Yunus menitipkan salam kepadanya dan kepada kaumnya. Sepertinya raja dan kaumnya telah yakin kalau Yunus telah binasa, lebih-lebih para penumpang perahu yang pasti telah bercerita tentang Yunus yang mencebur ke laut dan ditelan ikan besar. Maka ucapan anak muda itu tentang Yunus dianggap dusta. Oleh karenanya raja memerintahkan agar anak muda itu dibunuh.
Anak muda itu menyatakan dirinya mempunyai bukti kebenaran. Maka raja mengirim beberapa orang untuk mengiringinya. Ketika mereka tiba di pohon dan di daratan yang diperintahkan oleh Yunus agar bersaksi untuk anak muda itu, Ia berkata kepada keduanya, "Aku bertanya kepada kalian berdua dengan nama Allah, apakah Yunus memerintahkan kalian berdua untuk menjadi saksi bagiku?" Keduanya menjawab, "Ya."
Mereka pulang dalam ketakutan. Mereka menyampaikan apa yang mereka dengar kepada raja. Raja langsung turun dari singgasananya, menuntun anak muda itu dan mendudukkannya di singgasananya seraya berkata, "Kamu lebih berhak dengan tempat ini daripada aku."
Rasulullah telah menyampaikan bahwa anak muda ini memimpin selama empat puluh tahun. Dia menegakkan urusan mereka dan memperbaiki perkara mereka.
Dan nampaknya perintah Yunus kepada anak muda itu, agar menyampaikan salamnya kepada kaumnya dan memberitakan bahwa dirinya masih hidup dengan kesaksian daratan dan pohon itu, adalah untuk menunjukkan kepada kaumnya bahwa dia tidak berdusta kepada mereka. Semua itu terjadi dengan perintah Allah. Kesaksian daratan dan pohon itu bagi anak muda tersebut merupakan kesaksian bagi Yunus bahwa dia adalah Nabi. Dan Nabi adalah orang yang jujur, bukan pendusta.
Dan dalil-dalil yang ada di tangan kita menunjukkan bahwa Yunus pulang kepada kaumnya setelah mereka beriman. Ini berdasarkan firman Allah, "Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih." (QS. Ash-Shaffat: 147). Mereka adalah kaum Yunus, sebagaimana disebutkan dalam hadis ini tentang celaan Allah kepada Yunus yang tidak bersedih karena lebih dari seratus ribu kaumnya yang binasa.
PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
- Hendaknya seorang mukmin teguh di atas perintah Allah dan sabar atas hukum-Nya. Dia tidak sepantasnya terburu-buru dalam urusan di mana Allah mempunyai urusan di dalamnya.
- Dampak taubat dan iman dalam mengangkat kemarahan Allah, murka dan adzab-Nya sebagaimana yang terjadi pada kaum Yunus, bahwa Allah mengangkat adzab dari mereka ketika mereka beriman.
- Kadangkala Allah menguji hamba-hamba-Nya yang shalih jika mereka melakukan penyimpangan terhadap perintah Allah, sebagaimana Dia menguji Yunus. Tetapi Dia menyelamatkan mereka dengan iman, kebaikan dan doa mereka, sebagaimana Yunus selamat dari perut ikan.
- Dampak doa dan pengakuan terhadap kesalahan dalam menyelamatkan diri dari kesulitan. Allah menyelamatkan Yunus karena doa dan tasbihnya. "Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan sampai hari Kebangkitan." (QS.Ash-Shaffat: 143-144)
- Hadis ini menunjukkan kodrat besar Allah. Dia menghentikan perahu hingga tidak berjalan, padahal perahu-perahu yang ada di kanan kirinya hilir mudik. Dia menahan ikan hingga tidak mematikan Yunus yang berada didalam perutnya.Dia memerintahkannya untuk memuntahkannya di pantai. Dia membuat Yunus mendengar tasbih batu-batu di dasar lautan. Dia membuat pohon dan batu bisa berbicara untuk memberikan kesaksian kepada anak muda.
- Allah mengangkat anak muda penggembala kambing sebagai raja. Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Anak muda itu memperbaiki kaumnya selama empat puluh tahun, masa yang panjang.
- Sejauh mana perubahan yang terjadi pada kaum Yunus. Keadaan mereka menjadi baik dan urusan mereka menjadi lurus. Ini dibuktikan dengan turunnya raja mereka dari tahtanya dan menyerahkannya kepada anak muda penggembala yang bertemu Yunus. Dia menyampaikan salam Yunus kepada kaumnya, serta pohon dan daratan berarti untuknya.
- Beratnya dosa dusta. Pada masa umat terdahulu dusta termasuk dosa besar dan pelakunya berhak untuk dibunuh.
- Pada masa selain kaum Yunus terdapat orang-orang yang baik. Para penumpang perahu menolak melemparkan Yunus walaupun Yunus selalu menang undian tiga kali, sehingga Yunus sendirilah yang menceburkan diri.
- Kesalahan yang dilakukan oleh Yunus tidak menodai kedudukannya dan tidak menurunkan kemuliaannya. Dia termasuk Nabi dan Rasul Allah di mana Dia memilih, mengangkat dan mengunggulkan mereka. Rasul kita telah memperingatkan agar jangan ada orang yang mengklaim atau berkata, "Aku lebih baik daripada Yunus bin Matta," hanya karena Yunus melakukan kesalahannya. Di dalam Shahih Bukhari Nabi bersabda,"Janganlah kamu berkata, 'Sesungguhnya aku lebih baik daripada Yunus bin Matta." Dalam riwayat lain, "Tidak sepantasnya seorang hamba berkata, 'Aku lebih baik daripada Yunus bin Matta." Keutamaan doa Dzin Nun. Doanya menjadi doa yang dilontarkan oleh orang-orang yang tertimpa kesulitan, orang-orang yang mandapat kesedihan, dan orang-orang yang dikepung oleh kesusahan dan kesengsaraan. "Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim." (QS. Al-Anbiya: 87)
- Bolehnaik perahu sebagaiman Yunus melakukannya.
- Sejauh mana kesulitan para Rasul dalam berdakwah kepada Allah dan menghadapi kaum mereka, serta sejauh mana ujian Allah dan cobaan-Nya kepada mereka.
- Ketaatan para makhluk kepada Allah. Ikan besar menelan Yunus sebagaimana yang Dia perintahkan dan ia tidak membunuhnya. Begitu Allah memintanya agar memuntahkan, maka ia melakukannya. Ikan-ikan besar dan ikan-ikan lainnya serta batu lautan, semuanya bertasbih kepada Allah dan Yunus mendengar tasbihnya.
- Koreksi Al-Qur'an dan hadis terhadap berita-berita yang diselewengkan oleh Bani Israil.
- Rasulullah menyebutkan sifat Nabi Yunus pada waktu beliau menunaikan ibadah haji. Sebuah hadis riwayat Muslim dalam Shahih-nya, bahwa Rasulullah mendatangi sebuah jalan di gunung Harsya (gunung dekat Juhfah) dan beliau bersabda, "Seolah-olah diriku melihat Yunus bin Matta di atas unta merah yang gemuk dengan berjubah wol, tali kekang untanya dari sabut, dan dia sedang bertalbiyah."
Sumber:
KISAH-KISAH SHAHIH DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH, Karya Syaikh ‘Umar Sulaiman al-‘Asyqor
KISAH-KISAH SHAHIH DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH, Karya Syaikh ‘Umar Sulaiman al-‘Asyqor
No comments:
Post a Comment