11. 'Abdullah bin Amr r.a
Thalhah bin `Ubaidillah r.a. bercerita, "Aku mencari sesuatu di dalarn hutan sampai malam menjelang. Lalu aku singgah di pusara Abdullah bin Amr bin Haram. Aku mendengar bacaan Al-Qur'an yang sangat merdu dari dalam pusaranya dan belum pernah kudengar suara semerdu itu. Kemudian aku menemui Rasulullah Saw dan menceritakan kejadian itu. Beliau berkata, "Itu suara Abdullah. Tahukah kamu bahwa Allah mengambil ruh para syahid, meletakkannya dalam lampu gantung dari zabarjad dan yaqut (sejenis batu mulia), kemudian menggantungnya ditengah-tengah surga. Apabila malam menjelang, Allah melepas ruh-ruh mereka, dan ketika fajar mcnyingsing, ruh-ruh mereka dikembalikan ke tempat semula." (Riwayat Ibnu Mandah)
Ibnu 'Abbas r.a. menceritakan bahwa salah seorang sahabat Nabi Saw membuat kemah di atas sebuah makam karena ia tidak tahu bahwa itu adalah makam. Dari dalam makam itu, terdengar suara orang membaca surah Al-Mulk sampai selesai. Maka ia kemudian menemui Nabi Saw. dan melaporkan kejadian tersebut. Beliau bersabda, "Surah Al Mulk itu berguna untuk menghalangi dan menyelamatkan manusia dari siksa kubur." (Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi yang menganggapnya hasan, Al-Hakim yang menganggapnya sahih, dan Al-Baihaqi)
12. 'Abu 'Abbas bin Jabbar r.a.
Setelah Abu 'Abbas bin Jabbar shalat bersama Rasulullah Saw, ia hendak pulang ke rumahnya di perkampungan Bani Haritsah. Malam itu gelap gulita, ia berjalan dengan cahaya yang keluar dari tongkatnya sampai ia memasuki rumahnya. (Diriwayatkan oleh Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Abu Na'im)
13. 'Abu Bakar r.a.
Kisah 1
'Abdurrahman bin Abu Bakar r.a. menceritakan bahwa ayahnya datang bersama tiga orang tamu hendak pergi makan malam dengan Nabi Saw. Kemudian mereka datang setelah lewat malam. Istri Abu Bakar bertanya, "Apa yang bisa kau suguhkan untuk tamumu?" Abu Bakar balik bertanya, "Apa yang kau miliki untuk menjamu makan malam mereka?" Sang istri menjawab, 'Aku telah bersiap-siap menunggu engkau datang." Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku tidak akan bisa menjamu mereka selamanya." Abu Bakar mempersilakan para tamunya makan. Salah seorang tamunya berujar, "Demi Allah, setiap kami mengambil sesuap makanan, makanan itu menjadi bertambah banyak. Kami merasa kenyang, tetapi makanan itu malah menjadi lebih banyak dari sebelumnya."
Abu Bakar melihat makanan itu tetap seperti semula, bahkan jadi lebih banyak, lalu dia bertanya kepada istrinya, "Hai ukhti Bani Firas, apa yang terjadi?" Sang istri menjawab, "Mataku tidak salah melihat, makanan ini menjadi tiga kali lebih banyak dari sebelumnya." Abu Bakar menyantap makanan itu, lalu berkata, "Ini pasti ulah setan." Akhirnya Abu Bakar membawa makanan itu kepada Rasulullah Saw dan meletakkannya di hadapan beliau. Pada waktu itu, sedang ada pertemuan antara katun muslimin dan satu kaum. Mereka dibagi menjadi 12 kelompok, hanya Allah Yang Maha Tahu berapa jumlah keseluruhan hadirin. Beliau menyuruh mereka menikmati makanan itu, dan mereka semua menikmati makanan yang dibawa Abu Bakar. (HR Bukhari dan Muslim)
Kisah 2
'Aisyah r.a. bercerita, 'Ayahku (Abu Bakar Shiddiq) memberiku 20 wasaq kurma (1 wasaq = 60 gantang) dari hasil kebunnya di hutan. Menjelang wafat, beliau berwasiat, `Demi Allah, wahai putriku, tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai ketika aku kaya selain engkau, dan lebih aku muliakan ketika miskin selain engkau. Aku hanya bisa mewariskan 20 wasaq kurma, dan jika lebih, itu menjadi milikmu. Namun, pada hari ini, itu adalah harta warisan untuk dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuanmu, maka bagilah sesuai aturan Al-Qur'an.' Lalu aku berkata, `Ayah, demi Allah, beberapapun jumlah harta itu, aku akan memberikannya untuk Asma', dan untuk siapa lagi ya?' Abu Bakar menjawab, `Untuk anak perempuan yang akan lahir."' (Hadis sahih dari `Urwah bin Zubair)
Menurut Al Taj al-Subki, kisah di atas menjelaskan bahwa Abu Bakar r.a. memiliki dua karamah. Pertama, mengetahui hari kematiannya ketika sakit, seperti diungkapkan dalam perkataannya, "Pada hari ini, itu adalah harta warisan." Kedua, mengetahui bahwa anaknya yang akan lahir adalah perempuan. Abu Bakar mengungkapkan rahasia tersebut untuk meminta kebaikan hari `Aisyah r.a. agar memberikan apa yang telah diwariskan kepadanya kepada saudara-saudaranya, memberitahukan kepadanya tentang ketentuan-ketentuan ukuran yang tepat, memberitahukan bahwa harta tersebut adalah harta warisan dan bahwa ia memiliki dua saudara perempuan dan dua saudara laki-laki. Indikasi yang menunjukkan bahwa Abu Bakar meminta kebaikan hati 'Aisyah adalah ucapannya yang menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang ia cintai ketika ia kaya selain `Aisyah (putrinya). Adapun ucapannya yang menyatakan bahwa warisan itu untuk dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuanmu menunjukkan bahwa mereka bukan orang asing atau kerabat jauh.
Ketika menafsirkan surah Al-Kahfi, Fakhrurrazi sedikit mcngungkapkan karamah para sahabat, di antaranya karamah Abu Bakar r.a. Ketika jenazah Abu Abu Bakar dibawa menuju pintu makam Nabi Saw., jenazahnya mengucapkan "Assalamu alaika ya Rasulullah, Ini aku Abu Bakar telah sampai di pintumu." Mendadak pintu makam Nabi terbuka dan terdengar suara tanpa rupa dari makam, "Masuklah wahai kekasihku."
14. 'Abu Darda' r.a.
Qais menceritakan bahwa ketika Abu Darda' dan Salman sedang makan dalam piring besar tiba-tiba makanan di atas piring itu bertasbih (kejadian ini disebutkan dalam kitab Hujjatullah 'ala al Alamin. Dalam kitab Thabagat al-Munawi juga disebutkan bahwa di antara karamah Abu al-Darda' adalah ketika ia sedang makan dalam mangkok ceper besar bersama Salman, makanan itu bertasbih. (Riwayat Al-Baihagi dan Abu Na'im)
Thalhah bin `Ubaidillah r.a. bercerita, "Aku mencari sesuatu di dalarn hutan sampai malam menjelang. Lalu aku singgah di pusara Abdullah bin Amr bin Haram. Aku mendengar bacaan Al-Qur'an yang sangat merdu dari dalam pusaranya dan belum pernah kudengar suara semerdu itu. Kemudian aku menemui Rasulullah Saw dan menceritakan kejadian itu. Beliau berkata, "Itu suara Abdullah. Tahukah kamu bahwa Allah mengambil ruh para syahid, meletakkannya dalam lampu gantung dari zabarjad dan yaqut (sejenis batu mulia), kemudian menggantungnya ditengah-tengah surga. Apabila malam menjelang, Allah melepas ruh-ruh mereka, dan ketika fajar mcnyingsing, ruh-ruh mereka dikembalikan ke tempat semula." (Riwayat Ibnu Mandah)
Ibnu 'Abbas r.a. menceritakan bahwa salah seorang sahabat Nabi Saw membuat kemah di atas sebuah makam karena ia tidak tahu bahwa itu adalah makam. Dari dalam makam itu, terdengar suara orang membaca surah Al-Mulk sampai selesai. Maka ia kemudian menemui Nabi Saw. dan melaporkan kejadian tersebut. Beliau bersabda, "Surah Al Mulk itu berguna untuk menghalangi dan menyelamatkan manusia dari siksa kubur." (Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi yang menganggapnya hasan, Al-Hakim yang menganggapnya sahih, dan Al-Baihaqi)
12. 'Abu 'Abbas bin Jabbar r.a.
Setelah Abu 'Abbas bin Jabbar shalat bersama Rasulullah Saw, ia hendak pulang ke rumahnya di perkampungan Bani Haritsah. Malam itu gelap gulita, ia berjalan dengan cahaya yang keluar dari tongkatnya sampai ia memasuki rumahnya. (Diriwayatkan oleh Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Abu Na'im)
13. 'Abu Bakar r.a.
Kisah 1
'Abdurrahman bin Abu Bakar r.a. menceritakan bahwa ayahnya datang bersama tiga orang tamu hendak pergi makan malam dengan Nabi Saw. Kemudian mereka datang setelah lewat malam. Istri Abu Bakar bertanya, "Apa yang bisa kau suguhkan untuk tamumu?" Abu Bakar balik bertanya, "Apa yang kau miliki untuk menjamu makan malam mereka?" Sang istri menjawab, 'Aku telah bersiap-siap menunggu engkau datang." Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku tidak akan bisa menjamu mereka selamanya." Abu Bakar mempersilakan para tamunya makan. Salah seorang tamunya berujar, "Demi Allah, setiap kami mengambil sesuap makanan, makanan itu menjadi bertambah banyak. Kami merasa kenyang, tetapi makanan itu malah menjadi lebih banyak dari sebelumnya."
Abu Bakar melihat makanan itu tetap seperti semula, bahkan jadi lebih banyak, lalu dia bertanya kepada istrinya, "Hai ukhti Bani Firas, apa yang terjadi?" Sang istri menjawab, "Mataku tidak salah melihat, makanan ini menjadi tiga kali lebih banyak dari sebelumnya." Abu Bakar menyantap makanan itu, lalu berkata, "Ini pasti ulah setan." Akhirnya Abu Bakar membawa makanan itu kepada Rasulullah Saw dan meletakkannya di hadapan beliau. Pada waktu itu, sedang ada pertemuan antara katun muslimin dan satu kaum. Mereka dibagi menjadi 12 kelompok, hanya Allah Yang Maha Tahu berapa jumlah keseluruhan hadirin. Beliau menyuruh mereka menikmati makanan itu, dan mereka semua menikmati makanan yang dibawa Abu Bakar. (HR Bukhari dan Muslim)
Kisah 2
'Aisyah r.a. bercerita, 'Ayahku (Abu Bakar Shiddiq) memberiku 20 wasaq kurma (1 wasaq = 60 gantang) dari hasil kebunnya di hutan. Menjelang wafat, beliau berwasiat, `Demi Allah, wahai putriku, tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai ketika aku kaya selain engkau, dan lebih aku muliakan ketika miskin selain engkau. Aku hanya bisa mewariskan 20 wasaq kurma, dan jika lebih, itu menjadi milikmu. Namun, pada hari ini, itu adalah harta warisan untuk dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuanmu, maka bagilah sesuai aturan Al-Qur'an.' Lalu aku berkata, `Ayah, demi Allah, beberapapun jumlah harta itu, aku akan memberikannya untuk Asma', dan untuk siapa lagi ya?' Abu Bakar menjawab, `Untuk anak perempuan yang akan lahir."' (Hadis sahih dari `Urwah bin Zubair)
Menurut Al Taj al-Subki, kisah di atas menjelaskan bahwa Abu Bakar r.a. memiliki dua karamah. Pertama, mengetahui hari kematiannya ketika sakit, seperti diungkapkan dalam perkataannya, "Pada hari ini, itu adalah harta warisan." Kedua, mengetahui bahwa anaknya yang akan lahir adalah perempuan. Abu Bakar mengungkapkan rahasia tersebut untuk meminta kebaikan hari `Aisyah r.a. agar memberikan apa yang telah diwariskan kepadanya kepada saudara-saudaranya, memberitahukan kepadanya tentang ketentuan-ketentuan ukuran yang tepat, memberitahukan bahwa harta tersebut adalah harta warisan dan bahwa ia memiliki dua saudara perempuan dan dua saudara laki-laki. Indikasi yang menunjukkan bahwa Abu Bakar meminta kebaikan hati 'Aisyah adalah ucapannya yang menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang ia cintai ketika ia kaya selain `Aisyah (putrinya). Adapun ucapannya yang menyatakan bahwa warisan itu untuk dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuanmu menunjukkan bahwa mereka bukan orang asing atau kerabat jauh.
Ketika menafsirkan surah Al-Kahfi, Fakhrurrazi sedikit mcngungkapkan karamah para sahabat, di antaranya karamah Abu Bakar r.a. Ketika jenazah Abu Abu Bakar dibawa menuju pintu makam Nabi Saw., jenazahnya mengucapkan "Assalamu alaika ya Rasulullah, Ini aku Abu Bakar telah sampai di pintumu." Mendadak pintu makam Nabi terbuka dan terdengar suara tanpa rupa dari makam, "Masuklah wahai kekasihku."
14. 'Abu Darda' r.a.
Qais menceritakan bahwa ketika Abu Darda' dan Salman sedang makan dalam piring besar tiba-tiba makanan di atas piring itu bertasbih (kejadian ini disebutkan dalam kitab Hujjatullah 'ala al Alamin. Dalam kitab Thabagat al-Munawi juga disebutkan bahwa di antara karamah Abu al-Darda' adalah ketika ia sedang makan dalam mangkok ceper besar bersama Salman, makanan itu bertasbih. (Riwayat Al-Baihagi dan Abu Na'im)
Pada suatu hari, Abu Darda' menyalakan api di bawah tungku, di sampingnya ada Salman, terdengarlah suara tasbih dari dalam tungku itu, seperti suara anak kecil. Kemudian tungku itu dibalik dan dikembalikan ke posisi semula, tetapi tidak sedikit pun makanan yang tumpah. Salman merasa heran, lalu berkata, "Lihatlah Abu Darda'! Tidak ada kejadian yang menyamainya." Abu Darda' menjawab, "Seandainya engkau diam, maka engkau akan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang agung dan menakjubkan, yakni bertasbihnya mangkuk besar itu." (Riwayat Al-Qusyairi)
15. 'Abu Hurairah r a.
Al-Qadhi Abu Tayyib bercerita, "Ketika kami sedang berdiskusi, datanglah seorang pemuda Khurasan bertanya tentang ternak yang tidak diperah sehingga ambing susunya penuh, dan meminta dalil tentangnya. Ia diberi dalil hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang berasal dari Abu Hurairah. Dia yang pengikut Hanafi berkata, `Hadis Abu Hurairah tidak bisa diterima.' Belum sempat dia menyelesaikan pembicaraannya, tibatiba ada seekor ular jatuh menimpanya sehingga orang-orang lari terbirit-birit. Ular tersebut hanya mengejar pemuda itu, tidak yang lainnya. Lalu ia berkata, 'Celaka, celaka.' Ular tersebut kemudian hilang tanpa jejak." (Dituturkan oleh Al-Munawi dalam kitabAl-Tabagatal-Qubra pada pembahasan tentang biografi Ibnu Najjar dan perjalanan Ibnu Shalah)
No comments:
Post a Comment