31. Ibnu Ummi Maktum r.a.
Ibnu `Umar r.a. menceritakan bahwa Ibnu Ummi Maktum selalu menanti fajar dan tidak pernah melewatkannya, padahal ia seorang yang buta. la merupakan salah seorang muadzin pada masa Rasulullah. Orang-orang berselisih tentang nama aslinya, ada yang mengatakan Abdullah atau Amr seperti yang tercantum dalam kitab Usud al-Ghabah.
32. Khalid bin Walid r.a.
Kisah 1
Suatu hari, Khalid bin Walid singgah di suatu kampung. Orang-orang memperingatkannya, "Waspadalah terhadap racun, jangan minum suguhan orang-orang asing!" Namun Khalid menjawab, "Berikan racun itu kepadaku!" Kemudian ia mengambil minuman beracun itu, lalu meneguknya sambil membaca basmalah, dan tidak terjadi sesuatu pun yang membahayakannya. (Diriwayatkan oleh Abu Ya'la, Al-Baihaqi, dan Abu Na`im dari Abu Safar)
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Khalid bin Walid pergi ke suatu kampung. Penduduk kampung itu menyuruh Abdul Masih mcnyambut Khalid dengan membawa minuman yang mengandung racun ganas. Khalid berkata kepada Abdul Masih, "Berikan minuman itu!" Ketika ia istirahat, Khalid mengambil minuman beracun itu lalu berdoa, "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan langit dan bumi. Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan mencelakakan hamba-Nya, karena nama-Nya mengandung obat." Kemudian Khalid meneguk minuman beracun itu. Abdul Masih kembali ke kaumnya, lalu berkata, "Hai kaumku, ia telah minum racun ganas itu, tetapi ia tidak apa-apa." Akhirnya kaum itu berdamai dengan orang-orang muslim. (Dikisahkan oleh Al-Kalbi)
Kisah 2
Diceritakan juga bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Khalid dengan membawa geriba berisi arak. Khalid lalu berdoa, "Ya Allah jadikanlah arak ini madu." Lalu arak itu berubah menjadi madu. Dalam versi lain diceritakan bahwa ada seorang laki-laki melewati Khalid dengan membawa geriba berisi arak. Khalid bertanya kepadanya, "Apa ini?" la menjawab, "Cuka." Kemudian Khalid berdoa, "Ya Allah, jadikan isi geribah ini cuka". Lalu orang-orang melihat geribah itu berisi cuka, padahal sebelumnya arak. (Riwayat Ibnu Abi Dunya dari Khaitsamah)
Riwayat lainnya menceritakan, Khalid bin Walid mendapat laporan bahwa ada angggota pasukannya yang minum arak. Maka Khalid menginspeksi pasukannya, dan ia menemukan seseorang membawa geriba berisi arak. Khalid bertanya, "Apa ini?" Laki-laki itu menjawab, "Cuka." Khalid berdoa, "Ya Allah, jadikanlah geriba itu berisi cuka." Laki-laki itu membuka geriba, dan ternyata isinya telah berubah menjadi cuka, ia lalu berujar, "Ini berkat doa Khalid." (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dari Maharib bin Datstsar)
33. Maisarah bin Masruq al-Absi
Kisah 1
Maisarah adalah salah satu di antara sembilan utusan Bani Absi yang datang kepada Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw menunaikan haji wada', Maisarah berjumpa dengan beliau, lalu la bertanya, "Wahai Rasulullah, aku sangat ingin menjadi pengikutmu." Kemudian ia masuk Islam dan keislamannya sangat baik. Maisarah berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari neraka karena adanya engkau (Muhammad)." Maisarah diberi jabatan bagus oleh Abu Bakar. (Diriwayatkan oleh Ibnu Atsir dalam Usud al-Ghabah)
Maisarah bin Masruq al-'Absi r.a. termasuk salah satu pemimpin tentara di Palestina dan ia mcninggal di sana serta dimakamkan dekat daerah Baqah termasuk wilayah Nablus. Makamnya terkenal sebagai tempat ziarah.
Kisah 2
Yusuf al-Nabhani bercerita, "Aku menziarahi makam Maisarah bin Masruq al-Absi r.a. kira-kira dua puluh tahun yang lalu. Aku belum mengetahui lokasi makamnya, tetapi ketika aku melewati sebuah jalan di samping makamnya, aku melihat orang-orang berbondong-bondong menziarahinya. Pada waktu itu adalah hari Arafah tahun 1305 H. Kemudian aku bertanya kepada seorang penduduk daerah itu yang ada di sisiku. Penduduk itu memberitahuku bahwa hari Arafah adalah hari yang khusus untuk menziarahi makam Maisarah, karenanya banyak penduduk daerah-daerah sekitar yang datang berziarah saat itu. Sebuah tradisi lama yang berlangsung terus setiap tahun tanpa terputus. Mereka juga melakukan ziarah di hari terakhir bulan Ramadhan.
Pada tahun itu juga, aku pergi ke Beirut untuk tugas pemerintahan negara yang mengharuskanku sampai sekarang menetap di sana. Kurang lebih tiga tahun setelah tinggal di Beirut, yakni 1308 H., aku jatuh sakit yang divonis oleh semua dokter sebagai penyakit ganas lemahnya syaraf pencernaan. Penyakit itu sangat memayahkanku. Ketika aku telah putus asa untuk sembuh, dalam mimpi aku mendengar ada orang menyuruhku menziarahi makam Maisarah. Aku tahu yang dimaksud adalah Maisarah al-Absi, dan dengan menziarahnya aku akan memperoleh obat penyakitku ini. Ketika terbangun, aku berniat kuat untuk menziarahinya. Setelah melewati makamnya tiga tahun lalu, aku sudah melupakan keberadaan Maisarah r.a. sebelum mimpi itu muncul. Oleh karena itu, aku yakin mimpi itu benar.
Aku memantapkan diri uiituk menziarahinya pada hari Arafah 1308 H. Aku memutuskan untuk bermalam di daerah yang dekat dengan makamnya yang bernama Wadi 'Arah, di rumah 'Abdul Karim Affandi bin Muhammad Husain Abdul Hadi. Ia sangat menghormatiku sebagai tamunya dan menjamuku dengan sangat baik.
Malamnya, aku merasa sehat kembali lebih dari sebelumnya, padahal selama berbulan-bulan aku minum berbagai macam obat dan mengikuti saran beberapa dokter terkenal. Pagi harinya, aku berangkat untuk berziarah. Aku sampai ke'makamnya di siang hari ketika banyak orang berziarah ke sana. Di makamnya, aku membaca surah-surah pendek dan kitab Dalail al-Khairat. Kemudian aku pulang dengan penuh rasa syukur dan pujian kepada Allah. Secara perlahan-lahan aku sehat kembali, hingga hilanglah penyakitku itu secara total. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Ibnu `Umar r.a. menceritakan bahwa Ibnu Ummi Maktum selalu menanti fajar dan tidak pernah melewatkannya, padahal ia seorang yang buta. la merupakan salah seorang muadzin pada masa Rasulullah. Orang-orang berselisih tentang nama aslinya, ada yang mengatakan Abdullah atau Amr seperti yang tercantum dalam kitab Usud al-Ghabah.
32. Khalid bin Walid r.a.
Kisah 1
Suatu hari, Khalid bin Walid singgah di suatu kampung. Orang-orang memperingatkannya, "Waspadalah terhadap racun, jangan minum suguhan orang-orang asing!" Namun Khalid menjawab, "Berikan racun itu kepadaku!" Kemudian ia mengambil minuman beracun itu, lalu meneguknya sambil membaca basmalah, dan tidak terjadi sesuatu pun yang membahayakannya. (Diriwayatkan oleh Abu Ya'la, Al-Baihaqi, dan Abu Na`im dari Abu Safar)
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Khalid bin Walid pergi ke suatu kampung. Penduduk kampung itu menyuruh Abdul Masih mcnyambut Khalid dengan membawa minuman yang mengandung racun ganas. Khalid berkata kepada Abdul Masih, "Berikan minuman itu!" Ketika ia istirahat, Khalid mengambil minuman beracun itu lalu berdoa, "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan langit dan bumi. Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan mencelakakan hamba-Nya, karena nama-Nya mengandung obat." Kemudian Khalid meneguk minuman beracun itu. Abdul Masih kembali ke kaumnya, lalu berkata, "Hai kaumku, ia telah minum racun ganas itu, tetapi ia tidak apa-apa." Akhirnya kaum itu berdamai dengan orang-orang muslim. (Dikisahkan oleh Al-Kalbi)
Kisah 2
Diceritakan juga bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Khalid dengan membawa geriba berisi arak. Khalid lalu berdoa, "Ya Allah jadikanlah arak ini madu." Lalu arak itu berubah menjadi madu. Dalam versi lain diceritakan bahwa ada seorang laki-laki melewati Khalid dengan membawa geriba berisi arak. Khalid bertanya kepadanya, "Apa ini?" la menjawab, "Cuka." Kemudian Khalid berdoa, "Ya Allah, jadikan isi geribah ini cuka". Lalu orang-orang melihat geribah itu berisi cuka, padahal sebelumnya arak. (Riwayat Ibnu Abi Dunya dari Khaitsamah)
Riwayat lainnya menceritakan, Khalid bin Walid mendapat laporan bahwa ada angggota pasukannya yang minum arak. Maka Khalid menginspeksi pasukannya, dan ia menemukan seseorang membawa geriba berisi arak. Khalid bertanya, "Apa ini?" Laki-laki itu menjawab, "Cuka." Khalid berdoa, "Ya Allah, jadikanlah geriba itu berisi cuka." Laki-laki itu membuka geriba, dan ternyata isinya telah berubah menjadi cuka, ia lalu berujar, "Ini berkat doa Khalid." (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dari Maharib bin Datstsar)
33. Maisarah bin Masruq al-Absi
Kisah 1
Maisarah adalah salah satu di antara sembilan utusan Bani Absi yang datang kepada Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw menunaikan haji wada', Maisarah berjumpa dengan beliau, lalu la bertanya, "Wahai Rasulullah, aku sangat ingin menjadi pengikutmu." Kemudian ia masuk Islam dan keislamannya sangat baik. Maisarah berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari neraka karena adanya engkau (Muhammad)." Maisarah diberi jabatan bagus oleh Abu Bakar. (Diriwayatkan oleh Ibnu Atsir dalam Usud al-Ghabah)
Maisarah bin Masruq al-'Absi r.a. termasuk salah satu pemimpin tentara di Palestina dan ia mcninggal di sana serta dimakamkan dekat daerah Baqah termasuk wilayah Nablus. Makamnya terkenal sebagai tempat ziarah.
Kisah 2
Yusuf al-Nabhani bercerita, "Aku menziarahi makam Maisarah bin Masruq al-Absi r.a. kira-kira dua puluh tahun yang lalu. Aku belum mengetahui lokasi makamnya, tetapi ketika aku melewati sebuah jalan di samping makamnya, aku melihat orang-orang berbondong-bondong menziarahinya. Pada waktu itu adalah hari Arafah tahun 1305 H. Kemudian aku bertanya kepada seorang penduduk daerah itu yang ada di sisiku. Penduduk itu memberitahuku bahwa hari Arafah adalah hari yang khusus untuk menziarahi makam Maisarah, karenanya banyak penduduk daerah-daerah sekitar yang datang berziarah saat itu. Sebuah tradisi lama yang berlangsung terus setiap tahun tanpa terputus. Mereka juga melakukan ziarah di hari terakhir bulan Ramadhan.
Pada tahun itu juga, aku pergi ke Beirut untuk tugas pemerintahan negara yang mengharuskanku sampai sekarang menetap di sana. Kurang lebih tiga tahun setelah tinggal di Beirut, yakni 1308 H., aku jatuh sakit yang divonis oleh semua dokter sebagai penyakit ganas lemahnya syaraf pencernaan. Penyakit itu sangat memayahkanku. Ketika aku telah putus asa untuk sembuh, dalam mimpi aku mendengar ada orang menyuruhku menziarahi makam Maisarah. Aku tahu yang dimaksud adalah Maisarah al-Absi, dan dengan menziarahnya aku akan memperoleh obat penyakitku ini. Ketika terbangun, aku berniat kuat untuk menziarahinya. Setelah melewati makamnya tiga tahun lalu, aku sudah melupakan keberadaan Maisarah r.a. sebelum mimpi itu muncul. Oleh karena itu, aku yakin mimpi itu benar.
Aku memantapkan diri uiituk menziarahinya pada hari Arafah 1308 H. Aku memutuskan untuk bermalam di daerah yang dekat dengan makamnya yang bernama Wadi 'Arah, di rumah 'Abdul Karim Affandi bin Muhammad Husain Abdul Hadi. Ia sangat menghormatiku sebagai tamunya dan menjamuku dengan sangat baik.
Malamnya, aku merasa sehat kembali lebih dari sebelumnya, padahal selama berbulan-bulan aku minum berbagai macam obat dan mengikuti saran beberapa dokter terkenal. Pagi harinya, aku berangkat untuk berziarah. Aku sampai ke'makamnya di siang hari ketika banyak orang berziarah ke sana. Di makamnya, aku membaca surah-surah pendek dan kitab Dalail al-Khairat. Kemudian aku pulang dengan penuh rasa syukur dan pujian kepada Allah. Secara perlahan-lahan aku sehat kembali, hingga hilanglah penyakitku itu secara total. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam."
34. Maslamah bin Mukhallid al-Shahabi
Maslamah terkenal sebagai penguasa Mesir dan Afrika. Orang pertama yang memerintahkan membangun menara di Mesir untuk mengumandangkan azan. Ia adalah orang yang dikabulkan doanya berkat doa Rasulullah Saw dan memiliki banyak karamah. Di antaranya adalah ketika ia turun ke sebuah lembah yang berada di antara dua gunung dan di sana tidak terdapat air, lalu ia berdoa kepada Allah Swt., maka turunlah hujan seketika itu juga.
Karamahnya yang lain adalah ketika ia memasuki Afrika, ada orang yang berkata kepadanya, "Di lembah ini terdapat binatang-binatang buas dan ular-ular ganas." Lalu Maslamah berkata, "Keluarlah," akhirnya binatang-binatang buas dan ular-ular ganas itu keluar dengan membawa anak-anaknya. (Riwayat Al-Munawi)
35. Najasyi
Al-Sakhawy meriwayatkan dari Abu Ishaq dari Yazid bin Ruman dari'Urwah bahwa Aisyah r.a. berkata, "Ketika Najasyi meninggal dunia, di atas makamnya muncul cahaya tanpa henti." Saya menceritakan Najasyi pada bab tentang karamah para sahabat Rasulullah Saw., karena ia hidup pada masa Rasulullah Saw dan Rasulullah melakukan shalat gaib untuknya ketika ia meninggal, meskipun ia belum pernah berkumpul dengan Rasulullah sehingga tidak dianggap sebagai sahabat.
No comments:
Post a Comment